Pemanfaatan Spektroskopi untuk Mencari Planet Lain - Mustofa Abi Hamid's Blog

Update

Saturday, May 22, 2010

Pemanfaatan Spektroskopi untuk Mencari Planet Lain

Sampai dengan tahun 1991, hanya mataharilah satu-satunya bintang yang diketahui memiliki planet-planet yang mengelilinginya. Pendapat ini berubah ketika astronom Alex Wolszczan menemukan dua planet yang mengelililngi sebuah bintang dalam konstelasi virgo. Sejak penemuan ini, sampai sekarangtelah ditemukan lebih dari 50 planet yang mengorbit bintang-bintang lain. Planet-planet ini disebut planet ekstrasolar.

Untuk menemukan planet-planet lain yang mengorbt bintang, para astronom memerlukan teknik-teknik yang sangat canggih. Planet-planet memantulkan cahaya dari bintang, dan beberapa planet yang lebih panas memancarkan radiasi inframerah, walaupun bintang tetap jauh lebih terang jutaan atu milyaran kali daripada planet. Jarak antara sebuah planet dengan planet biasanya relative kecil sehingga planet-planet sebuah bintang tidak akan tampak ketika diamati dengan teleskop. Sebuah peralatan yang sangat sensitif terhadap kecermelangan cahaya, yang disebut fotometer, kadang-kadang masih dapat mendeteksi adanya keredupan cahaya bintang ketike planet-planet bintang tersebut lewat di depan bintang, di antara bintang dan fotometer.

Karena kesulitan pencarian planet secara langsung, para astronom mellakukan pencarian planet dengan tidak langsung,yaitu dengan mengamati perilaku bintang. Ketika planet mengorbit bintang, gaya gravitasi antara keduanya memberikan suatu efek sedikit gerakan bergoyang pada bintang. Para astronom mengamati gerakan bergoyang bintang ini dengan cara mengamati bintang secara langsung ataupun menganalisis spectrum cahaya yang dipanacarkan bintang ketika bintang menjauh dan mendekat dari bumi. Pengamatan langsung goyangan matahari hanya berlaku jika gaya gravitasi cukup kuat dan jarak bintang dari bumi relative dekat.

Teknik analisis spektrum cahaya bintang memiliki kemampuan yang lebih baik. Teknik ini berdasarkan pada effek Doppler, yaitu perubahan penampakan spektrum cahaya bintang karena gerakan bergoyang bintang. Ketika bintang menjauh daari bumi, panjang gelombang cahaya yang dipancarkannya menjadi lebih panjang, sedangkan ketika bintang mendekati bumi, panjang gelombangnya menjadi lebih pendek. Perubahan panjang gelombang ini berdampak pada perubahan frekuensi dan warna cahaya (yang artinya spektrum cahaya), yang disebut efek Doppler.

Para astronom mendeteksi efek Doppler pada cahaya bintang melalui metode spektoskopi, yaitu dengn memisalkan cahaya bintang kedalam warna-warna cahaya. Zat-zat penyusun bintang memancarkan cahaya yang cukup kuat dalam warna-warna tertentu, memunculkan adanya garis-garis terang pada spektrum cahayanya. Panjang gelombang cahaya menentukan warnanya. Cahaya merah memiliki panjang gelombang lebih besar dibandingkan cahaya biru. Gerakan bergoyangnya bintang menyebabkan menyebabkan terjadinya pergeseran spektrum cahaya bintang kearah merah (jika bintang bergoyang menjauh dari bumi) atau kea rah biru (jika bintang bergoyang mendekat ke bumi), para astronoom mengamati pergeseran ini untuk menentukan apakah sebuah bintang memiliki planet atau tidak. Setelah ditentukan bahwa sebuah bintang memiliki planet, astronom dapat mencari tahu lebih jauh tentang planet tersebut melalui spektrum cahaya bintang.

Seluruh planet ekstrasolar yang telah ditemukan sampai akhir tahun 2000 sudah lebih dari 50 planet. Planet-planet ini memiliki ukuran yang sangat besar, beberapa kali ukuran bumi, bahkan beberapa diantaranya memiliki ukuran yang jauh lebih besar dari planet Jupiter. Banyak astronom menyakinibahwa planet-planet yang seukuran bumi juga ada dan mengorbit bintang, tetapi peralatan yang ada belum mampu untuk mendeteksi planet-planet ini.

Mustofa Abi Hamid;
0857.6837.3366

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad