Malam gelap temani sepi,
Secercah foton enggan menghampiri,
Gelombang nada tiada menemani,
Saat intuisi hanyalah ekspektasi.
Saat kurasakan getaran cinta,
Dengan kecepatan melebihi cahaya,
Potensial tangga tak berdaya meluruhkannya,
Mungkin ini hanya imajinasi hampa.
Dunia kita ialah relativistik,
Tampuk tahta bukan mekanika klasik,
Tapi cintaku ini tetap deterministik,
Dengan kesucian tanpa hukum probabilistik.
Walau cinta ini tak bersambut,
Walau luka ini sisakan takut,
Namun nuraniku senantiasa terpaut,
Layaknya katrol pesawat Atwood.
Cinta ini takkan pernah bertepi,
Seperti osilator harmonik tanpa terhenti,
Semua rapi tersusun dalam hati,
Bagai kristal tak cacat kisi.
Akankah cinta ini kembali?
Menatap bayang indah rajutan mimpi,
Ataukah khayal tetap berdiri?
Merusak angan dengan radiasi tinggi.
Mustofa Abi Hamid; Pend. Fisika Unila
Monday, April 12, 2010
Cintaku Padamu... Fisika
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post Top Ad
Author Details
Lecturer at Univ. Sultan Ageng Tirtayasa, Editor In Chief
VOLT : Scientific Journal of Electrical Engineering Education. Hobi saya adalah mencoba hal-hal baru yang penuh tantangan, travelling, backpacking, wisata kuliner, makan-makan, menulis, membaca, tadabur alam.
No comments:
Post a Comment