Bintang - Mustofa Abi Hamid's Blog

Update

Thursday, June 24, 2010

Bintang

Bintang tampak berkerlip ketika diamati dengan mata. Namun dengan teleskop, efek yang sama juga akan terjadi, bintang juga berkerlip. Fenomena apakah ini? Cahaya yang datang dari bintang yang sangat jauh membuat ia hanya tampak sebagai titik cahaya. Ketika menerobos atmosfer Bumi, cahaya bintang diganggu oleh debu yang banyak beterbangan di atmosfer. Satu debu yang lewat di lintasan cahaya bintang akan membuat cahaya bintang menjadi terhalang. Peristiwa pengahalangan cahaya bintang oleh debu ini terjadi sangat cepat sehingga hasilnya adalah bintang akan tampak berkerlip.

Bintang-bintang terang tampak membentuk benda-benda tertentu. Orang Yunani kuno memiliki imajinasi tertentu ketika melihat ke kelompok bintang di langit atau disebut rasi. Mereka menghubungkannya dengan dewa-dewi mereka dan memberi rasi sesuai nana dewa-dewi tersebut. Hal yang sama juga dilakukan oleh banyak bangsa di dunia termasuk bangsa Indonesia. Terdapat 88 rasi yang sebagian besar namanya merupakan warisan bangsa Yunani kuno. Hal ini dilakukan salah satunya untuk menghargai jasa mereka yang telah melakukan pengamatan dan pencatatan astronomi secara sistematis.

Bintang-bintang dalam satu rasi hanyalah bintang-bintang yang tampak mengelompok menurut arah pandang manusia di Bumi. Tidak ada hubungan fisis bintang-bintang tersebut. Namun pengenalan rasi adalah teknik yang sangat baik untuk mengenali posisi benda-benda langit. Untuk mengamati Antares maka kita cukup mencari rasi scorpius lalu lihat ke arah “jantungnya” dan dengan mudah kita menemui bintang terang berwarna merah di sana.

Pengamatan dengan teleskop tidak akan membuat bintang menjadi lebih besar! Dengan teleskop kita akan melihat lebih banyak bintang karena teleskop mampu mengumpulkan cahaya sehingga bintang-bintang redup menjadi terlihat lebih terang.
Teleskop juga tidak akan membuat komet, nebula, gugus bola dan galaksi menjadi tampak berwarna! Gambar yang sering kita lihat merupakan hasil pemotretan dan telah dilakukan serangkaian teknik untuk memperindah gambar tersebut. Ketika diamati dengan teleskop, semua nebula akan tampak berwarna putih. Jika ingin nebula yang berwarna maka memotretlah!

Untuk mempelajari bintang maka kita harus mempelajari perubahan cahayanya. Terdapat tiga cabang teknik yang mempelajari perubahan bintang yaitu fotometri, astrometri dan spekstroskopi.

Fotometri pada prinsipnya mempelajari perubahan intensitas cahaya bintang. Perubahan cahaya bintang umumnya terjadi secara periodik namun beberapa terjadi secara sporadik. Perubahan yang terjadi secara periodik memiliki banyak penjelasan antara lain karena terjadi gerhana oleh bintang pasangan, kontraksi bintang, okultasi planet dan lainnya. Perubahan yang terjadi secara sporadik dan tiba-tiba terjadi pada kasus nova, supernova dan lainnya. Untuk mengamati fotometri diperlukan pencatatan cerlang bintang untuk waktu-waktu yang berbeda.

Astrometri berhubungan dengan pengukuran lokasi bintang. Bintang mengalami perubahan posisi di langit. Hal ini terjadi karena pada dasarnya bintang bergerak dengan laju yang berbeda-beda untuk setiap bintang. Pergerakan ini dapat kita ukur dengan membandingkan posisi bintang terhadap sistem koordinat yang telah kita tentukan.
Spekstroskopi adalah usaha mengetahui perubahan yang terjadi pada spektrum bintang. Seperti yang telah kita ketahui bahwa cahaya tersusun atas banyak panjang gelombang atau spektrum. Bintang sewaktu-waktu dapat saja mengalami perubahan spektrum. Untuk melakukan spekstroskopi dibutuhkan spektograf yang dipasangkan bersama teleskop.

---------------------------------------------------------------------
MUSTOFA ABI HAMID
Excel Group
BPH Masjid Al-Wasi’i Unila
Jl.Sumantri Brojonegoro no.13 Gedung Meneng PostCode:35145
Bandar Lampung - Indonesia
Phone: (0721) 783044.
HP. : 0857.6837.3366
e-mail: abi.sma4@gmail.com
abi.unila@yahoo.co.id

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad