Mustofa Abi Hamid(1), I Dewa Putu
Nyeneng(2), Undang Rosidin(2)
(2)Dosen
Pendidikan Fisika FKIP Unila
Abstract:
Comparison
use of feedback on student's answersheet toward student's skill of physics concept by using contextual
learning. Learning Physics often not reached
of KKM. Inaccessibility of KKM by
most of student showed less concept skill. The aims of the research (1) to
investigate difference of average of students Fluid Static concept’s skill after and before being
given feedback, and (2) investigate the increasing students skill of Fluid
Static
concept after being given feedback. Design that used Posttest-Only
Control Design. Result of this research showed that there was difference average
of students Fluid Static concept’s skill after and before being
given feedback and there was a significant increasing student's concept skill
after being given feedback by using CTL model, which increased the average
score about 22%. The average score of concept skill on experimental class was 73.77 and control class was 55.74.
Abstrak: Perbandingan
penggunaan feedback pada lembar jawaban siswa terhadap penguasaan konsep
fisika melalui pembelajaran kontekstual. Pembelajaran fisika
seringkali tidak mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Ketidaktercapaian KKM oleh
sebagian besar siswa menunjukkan rendahnya penguasaan konsep.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan
rata-rata penguasaan konsep Fluida Statis antara menggunakan feedback
dengan tidak menggunakan feedback, (2) mengetahui peningkatan
penguasaan konsep Fluida Statis setelah diberi feedback. Desain penelitian
yang digunakan adalah Posttest-Only Control Design.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada perbedaan
rata-rata penguasaan konsep Fluida Statis siswa SMA antara menggunakan feedback dengan tidak menggunakan feedback,
terjadi peningkatan signifikan penguasaan
konsep siswa setelah diberi feedback melalui
model CTL sebesar
22 %. Rata-rata nilai penguasaan konsep pada kelas eksperimen sebesar 73,77 dan kelas kontrol sebesar 55,74.
Kata kunci: umpan balik (feedback), model
pembelajaran contextual teaching
and learning (CTL), penguasaan konsep.
PENDAHULUAN
Pembelajaran fisika seringkali tidak
mencapai KKM (Kriteria Ke-tuntasan
Minimal). Ketidaktercapaian
KKM oleh sebagian besar siswa me-nunjukkan
rendahnya penguasaan konsep.
Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran di kelas kurang
efektif serta umpan balik (feedback)
yang diterima siswa kurang optimal dan tidak sesuai dengan permasalahan yang
terjadi pada siswa sehingga me-nyebabkan siswa sulit mempelajari, memahami, dan
menguasai konsep pelajaran yang diberikan oleh guru.
Arikunto (2008: 5) mengartikan umpan
balik (feedback) adalah segala
informasi baik yang menyangkut out-put
maupun transformasi. Umpan balik (feedback)
ini diperlukan sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi. Input disini
diartikan sebagai siswa yang baru memasuki pembelajaran. Output adalah siswa
setelah melalui proses pembelajaran, sedangkan transformasi adalah peng-olah
itu sendiri atau dalam hal ini pem-belajaran tersebut.
Umpan balik (feedback) dalam kegiatan pembelajaran merupakan pe-ristiwa yang memberikan
kepastian kepada peserta didik bahwa kegiatan belajar telah atau belum mencapai tu-juan. Menurut Suke
(1991: 148) bah-wa umpan balik (feedback) adalah pemberian informasi
yang diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya kepada peserta didik untuk memperbaiki
pen-capaian
hasil belajar.
Umpan balik (feedback) terse-but
diperlukan dalam proses pem-belajaran
untuk mencapai tujuan pem-belajaran
secara maksimal. Umpan
balik (feedback) tersebut berguna
bagi siswa untuk mengevaluasi diri,
menge-tahui
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam proses penyelesaian masalah, mengetahui kelemahan
diri, serta
membantu siswa untuk meningkatkan motivasi dan rasa percaya diri
dalam belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan dalam penguasaan kon-sep materi yang telah
diberikan.
Merujuk pada pendapat Suke yang dikemukakan di
atas, umpan balik (feedback) ini
digunakan untuk me-ningkatkan
penguasaan konsep siswa. Menurut Romli (2011: 50), umpan balik (feedback) dapat meningkatkan nilai hasil
belajar siswa dalam men-capai
KKM (Kriteria Ketuntasan Mini-mal).
Umpan balik (feedback) ini me-miliki karakteristik
dan keunggulan dalam mencapai hasil belajar dan pe-nguasaan konsep siswa serta
berbeda dengan remidial yang sering digunakan guru apabila hasil belajar siswa
belum mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal).
Penguasaan
konsep sangatlah penting,
karena merupakan syarat da-lam menguasai sepenuhnya suatu ba-han ajar. Dengan memahami dan me-nguasai suatu konsep, siswa dapat me-mecahkan suatu
permasalahan dengan
menggunakan aturan-aturan dari kon-sep
yang diperolehnya. Penguasaan
konsep meliputi mendefinisikan kon-sep, mengidentifikasi, dan
memberi contoh atau bukan contoh dari konsep.
Menurut Bloom (dalam W. Gulo, 2008:
58), dimensi pengetahuan
Konseptual (Conceptual
Knowledge), yaitu hubungan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang
lebih besar yang memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama. Pengetahuan
konseptual ini diantaranya adalah pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori (knowledge of classification and categories),
pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, pengetahuan tentang teori, model, dan struktur
(knowledge of theories, models and structures).
Tujuan dari
penelitian ini ada-lah untuk
mengetahui: (1) mengetahui perbedaan rata-rata penguasaan kon-sep Fluida Statis
siswa SMA antara menggunakan umpan balik (feedback)
dengan tidak menggunakan umpan balik (feedback), (2) mengetahui pe-ningkatan penguasaan konsep Fluida Statis siswa SMA setelah
diberikan umpan balik (feedback) melalui
model pembelajaran Contextual Teaching
and Learning (CTL).
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI IPA SMA Negeri
6 Metro. Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini meng-gunakan teknik Purposive Sampling,
yaitu penentuan sampel dari anggota populasi dengan pertimbangan ter-tentu dalam memilih satu kelas seba-gai sampel dengan melihat prestasi hasil belajar siswa.
Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas, satu variabel terikat
dan satu variabel moderator. Variabel bebas adalah umpan balik (feedback) pada lembar jawaban siswa
sedangkan variabel terikatnya adalah penguasaan konsep, serta variabel
moderatornya adalah model pembelajaran Contex-tual Teaching and Learning (CTL).
Penelitian ini
menggunakan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah Posttest Only Con-trol Design. Instrumen penelitian yang digunakan
adalah lembar soal posttest
dan soal uji blok. Analisis
instrumen menggunakan uji validitas dan relia-bilitas. Sedangkan,
pengujian hipotesis menggunakan uji independent sample t test.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil
yang diperoleh dari pe-nelitian ini berupa data kuantitatif (penguasaan konsep) yang
selanjutnya diolah dengan menggunakan Microsoft
Office Excel, dan program SPSS versi 17.
1.
Data
Posttest Penguasaan Konsep Siswa
Data ini diperoleh dari peng-ambilan data melalui pemberian soal posttest pada setiap akhir proses pem-belajaran.
Soal posttest diberikan pada masing-masing
kelas kontrol dan kelas eksperimen, yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 SMA
Negeri 6 Metro. Adapun
perolehan nilai posttest penguasaan
konsep hasil belajar siswa dari masing-masing
kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perolehan
Skor Posttest Penguasaan Konsep
Perolehan Skor
|
Kelas Kontrol
|
Kelas Eksperimen
|
Rata-rata
Posttest
|
52,57
|
52,03
|
Kategori
|
Cukup
|
Cukup
|
Langkah pertama yang dilaku-kan dalam uji statistik ini adalah me-nguji data nilai rata-rata posttest dari kedua kelas tersebut
berdistribusi nor-mal atau tidak. Hasil Uji normalitas da-pat dilihat
pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Rata-Rata Posttest
No
|
Parameter
|
Kelas
|
|
Kontrol
|
Eksperimen
|
||
1
2
3
4
5
|
Jumlah Siswa
Rata-rata
Nilai Tertinggi
Nilai Terendah
Asymp. Sig (2-tailed)
|
23
52,57
70
32
0,99
|
26
52,03
69
32
0,86
|
Berdasarkan data yang di-sajikan pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa data rata-rata nilai posttest pa-da kelas kontrol memiliki nilai Asymp.
Sig. (2-tailed) di atas 0,05 yaitu 0,99. Demikian juga
pada kelas eksperimen dengan nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) di atas 0,05 yaitu 0,86.
Berdasarkan
hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa data rata-rata nilai posttest pada kelas kontrol
dan bebas berdistribusi
normal.
2. Data Ujian Blok
Penguasaan Konsep Siswa
Data ujian blok penguasaan konsep siswa ini diperoleh
dari peng-ambilan
data melalui pemberian soal ujian blok pada pertemuan ke-6. Soal ujian blok diberikan
pada masing-masing
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang terdiri dari 5 butir soal penguasaan
konsep dalam bentuk uraian. Adapun data nilai penguasaan
konsep siswa dapat dilihat
pada
Tabel 3.
Tabel
3. Perolehan Nilai Ujian Blok
Penguasaan Konsep
Perolehan Skor
|
Kelas Kontrol
|
Kelas Eksperimen
|
Rata-rata Ujian Blok
|
55,74
|
73,77
|
Kategori
|
Cukup
|
Baik
|
Langkah berikutnya adalah menguji data nilai ujian blok dari kedua kelas tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Hasil Uji normalitas me-nunjukkan bahwa data ujian blok kelas kontrol dan
eksperimen memiliki
dis-tribusi normal, dimana nilai
Asymp. Sig. (2-tailed) di atas 0,05 yaitu 0,98
dan 0,43
untuk kelas eksperimen. Ber-dasarkan hasil uji tersebut dapat di-simpulkan bahwa data ujian blok pe-nguasaan
konsep siswa
pada kelas kontrol dan
eksperimen berdistribusi
normal. Adapun data hasil uji nor-malitas tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Ujian Blok
No
|
Parameter
|
Kelas
|
|
Kontrol
|
Eksperimen
|
||
1
2
3
4
5
|
Jumlah
Siswa
Rata-rata
Nilai
Tertinggi
Nilai
Terendah
Asymp.
Sig (2-tailed)
|
23
55,74
70
35
0,98
|
26
73,77
87
56
0,43
|
Berdasarkan
data hasil uji nor-malitas disimpulkan bahwa data pe-nguasaan konsep siswa pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen terdis-tribusi normal. Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 meru-pakan syarat untuk melakukan
uji 2 sampel tidak berhubungan dengan menggunakan Independent Sample T Test. Selanjutnya melakukan uji ke-samaan varian (homogenitas)
dengan F test (Lavene’s Test),
artinya jika varian sama, maka uji t menggunakan Equal Variances Assumed (diasumsikan varian sama) dan jika varian
berbeda menggunakan Equal Variances Not
As-sumed (diasumsikan varian
berbeda). Adapun perbedaan hasil belajar siswa
disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5.
Hasil Uji Perbedaan Penguasaan Konsep
Parameter
|
Kelas Eksperimen – Kelas Kontrol
|
F
|
0,296
|
Sig
|
0,589
|
T
|
6.388
|
Df
|
47
|
Sig (2-tailed)
|
0,000
|
Berdasarkan Tabel 5, nilai sig-nifikansi pada uji F (Lavene’s test) ada-lah 0,296 atau lebih besar dari 0,05, maka diterima. Dapat disimpulkan bahwa varian
kelompok kelas kontrol dan bebas adalah sama. Nilai Equal Variances
Assumed pada tabel di atas sebesar
6,388 sedangkan
nilai sebesar 1,679. Nilai > (6,388 >
1,679) dan signifikansi (0,000 < 0,05) maka ditolak. Berdasarkan hasil pengujian
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa “Ada perbedaan rata-rata penguasaan
konsep fisika sis-wa antara posttest yang diberikan um-pan
balik (feedback) dan posttest
yang tidak diberikan umpan balik (feed-back)”. Penguasaan konsep siswa di kelas
kontrol atau kelas yang diberi treatment
umpan balik (feedback) lebih tinggi
dibandingkan kelas bebas yang tidak diberi treatment
berupa umpan balik (feedback).
PEMBAHASAN
Penelitian ini dimulai dengan proses pembelajaran yang
dilakukan di dalam kelas eksperimen dan kontrol menggunakan model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL). Setelah proses pembelajaran usai, sebelum
mengakhiri pertemuan di kelas tersebut diberikan posttest sesuai materi yang
telah diperoleh pada per-temuan tersebut. Kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi perlakuan yang sama dalam pemberian soal posttest untuk mengetahui sejauh mana pe-nguasaan konsep awal siswa
pada ma-sing-masing kelas setelah mengalami proses pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Contextual Tea-ching
and Learning (CTL). Data per-sentase posttest penguasaan konsep siswa dapat dilihat pada gambar 1.
Data
pada
gambar 1 tersebut
menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen maupun kelas kontrol me-miliki kemampuan penguasaan
konsep yang hampir merata. Hal ini berarti pembelajaran yang dilaksanakan di ke-dua kelas tersebut dapat mere-presentasikan kemampuan siswa
dan penguasaan konsep yang hampir sama antara kedua kelas ter-sebut. Data kemampuan awal
dan penguasaan konsep siswa ini sebagai acuan awal untuk melihat peningkatan
penguasaan konsep dan pengaruh pemberian um-pan balik (feedback) terhadap pe-nguasaan konsep siswa.
Kelas eksperimen mendapatkan perlakuan pemberian umpan balik (feedback) pada lembar jawaban post-test siswa yang telah dikoreksi
oleh guru, sedangkan kelas kontrol tidak di-beri umpan balik (feedback). Umpan balik (feedback) ini diberikan kepada siswa
bersamaan dengan hasil posttest siswa
yang sudah dikoreksi. Umpan balik (feedback)
ini diberikan pada setiap posttest
yang telah dilakukan yaitu sebanyak lima kali.
Umpan balik (feedback) berisi
pemberitahuan atau informasi menge-nai jawaban yang benar dari kesalahan yang
dilakukan siswa pada saat men-jawab soal posttest.
Hal ini diharapkan dapat membantu siswa untuk mem-perbaiki kesalahannya dan
tidak me-ngulangi kesalahan yang sama. Umpan balik (feedback) juga
berisi penguatan berupa konsep tambahan dan informasi materi sehingga
penguasaan konsep siswa dapat ditingkatkan.
Model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) sesuai di-terapkan bersamaan dengan pem-berian
treatment umpan balik (feed-back) ini sehingga mampu
memak-simalkan hasil out put berupa
pengua-saan konsep siswa yang tinggi. Alokasi waktu yang tepat dalam
pelaksanaan pembelajaran terutama dalam pem-bagian waktu untuk posttest maupun waktu untuk proses
pembelajaran yang lain diharapkan juga berperan dalam peningkatan penguasaan
konsep ini, se-hingga model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) dapat di-kombinasikan dengan beberapa
tipe/ jenis umpan balik (feedback)
yang diberikan.
Berdasarkan hasil analisis pada uji Independent
Sample T Test maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan penguasaan
konsep fisika siswa antara posttest yang diberikan umpan balik (feedback) dan posttest yang tidak
di-berikan umpan balik (feedback). Hal ini
terlihat pada data kuantitatif yang me-nunjukkan
kelas eksperimen yang di-beri perlakuan berupa umpan balik (feedback) memiliki hasil penguasaan
konsep lebih tinggi dibandingkan de-ngan kelas kontrol yang tidak diberi
perlakuan berupa pemberian umpan balik (feedback)
pada lembar jawaban posttest siswa.
Kesimpulan tersebut di-dukung oleh data nilai penguasaan kon-sep siswa pada
kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan nilai pengu-asaan konsep
siswa pada kelas kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui nilai
pe-nguasaan konsep pada kelas eks-perimen sebesar 19,23% memperoleh kategori
sangat baik sebanyak 5 siswa. Sebanyak 16 siswa atau 61,54% mem-peroleh
kategori baik, dan sebanyak 5 siswa atau sebesar 19,23% berkategori cukup.
Sedangkan pada kelas kontrol, diketahui penguasaan konsep siswa se-besar 26,09% berkategori baik,
65,22% memperoleh kategori cukup dan 8,69% memperoleh kategori kurang. Hasil
ini didukung oleh penelitian yang di-lakukan oleh Romli (2011:59) yang
me-nyatakan bahwa umpan balik (feed-back) dapat meningkatkan nilai hasil
belajar siswa dalam mencapai kriteria ketuntasan minimal dengan karakteris-tik
dan keunggulan sehingga dapat me-ningkatkan nilai aspek kognitif siswa dengan
signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat melihat Gambar 2, grafik tingkat
penguasaan konsep siswa.
Gambar
2. Persentase Penguasaan Konsep Siswa
Berdasarkan data persentase penguasaan konsep siswa
pada gambar 2 tersebut, terlihat bahwa penguasaan konsep Fisika siswa pada
kelas eks-perimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan dalam
pemberian perlakuan pada kelas tersebut yang me-nentukan tinggi rendahnya
tingkat pe-nguasaan konsep tersebut. Meskipun diterapkan model pembelajaran
yang sama pada kedua kelas tersebut, yaitu model pembelajaran Contextual Tea-ching and Learning (CTL)
namun pada kelas eksperimen diberi perlakuan be-rupa umpan balik (feedback) pada lem-bar jawaban siswa
yang kemudian di-kembalikan lagi kepada siswa.
Berdasarkan
hasil uji normalitas dan uji independent sample t test, maka dapat disimpulkan
bahwa “Ada per-bedaan
rata-rata penguasaan konsep fisika siswa antara posttest yang di-berikan umpan balik (feedback) dan posttest yang tidak
diberikan umpan balik (feedback)”. Penguasaan konsep siswa di
kelas eksperimen atau
kelas yang diberi treatment umpan
balik (feedback) lebih tinggi
dibandingkan ke-las kontrol yang tidak diberi treatment
berupa umpan balik (feedback).
Hasil penelitian ini juga di-dukung oleh penelitian yang dilakukan
Nagara (2008), dengan judul Pengaruh Pemberian
Umpan Balik Terhadap Pres-tasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran KKPI di Jurusan Teknik
Elektronika SMK Negeri 2 Bengkulu. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan antara
prestasi belajar pe-serta didik yang
diajar dengan pem-berian kuis dengan
umpan balik dan pe-serta didik yang
hanya diajar dengan pemberian kuis saja. Pada kelas eks-perimen yaitu pemberian kuis dengan umpan balik memiliki rata-rata 81,7
dan varians 281,4 sedangkan pada ke-las kontrol
memiliki rata-rata 61,5 dan varians 180,9.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Ada per-bedaan rata-rata penguasaan
konsep Fluida Statis siswa SMA antara meng-gunakan umpan balik (feedback) dengan tidak menggunakan umpan
balik (feedback). Rata-rata penguasaan kon-sep Fluida Statis siswa SMA
dengan menggunakan umpan balik (feedback) lebih tinggi daripada
rata-rata pengua-saan konsep Fluida Statis siswa SMA dengan tidak menggunakan
umpan ba-lik (feedback);
(2) Terjadi peningkatan
yang
signifikan penguasaan konsep sis-wa setelah diberi umpan balik (feed-back) melalui model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL),
dengan kenaikan nilai rata-rata sebesar
22% dan
nilai N-gain rata-rata 0,45 yang termasuk dalam kategori sedang.
Adapun saran
peneliti dari kesimpulan yang diperoleh adalah: Hendaknya dalam pembelajaran dengan
menerapkan penggunaan umpan balik (feedback)
secara kontinu melalui be-berapa model pembelajaran dapat di-jadikan salah satu
alternatif bagi guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa; Dalam
menerapkan penggunaan umpan balik (feedback)
yang diberikan secara tidak langsung hendaknya
harus disesuaikan dengan materi dan model pembelajaran yang sesuai agar
ke-mampuan dan kompetensi siswa ter-ekplorasi dengan baik sehingga penguasaan
konsep dapat meningkat signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Gulo, W. 2008. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
Nagara,
F.S. 2008. Pengaruh
Pemberian Umpan Balik Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran KKPI
di Jurusan Teknik Elektronika SMK Negeri 2 Bengkulu Tahun Ajaran 2008/ 2009. Skripsi.
Padang: Universitas Negeri Padang.
Romli, M.
2011. Pengaruh Feedback Terhadap
Penguasaan Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Kuasi eksperimen pada
Siswa Kelas XI IPA SMA N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2010/2011). Skripsi. Bandarlampung: Universitas Lampung.
Suke, Silverius. 1991. Evaluasi Hasil Belajar dan Umpan Balik.
Jakarta: Grasindo.
Sumber:
Jurnal Pembelajaran Fisika, Univesitas Lampung.
Regards,
No comments:
Post a Comment