Oleh: Mustofa Abi Hamid, S.Pd. (Mahasiswa Pascasarjana Universitas Negeri Padang)
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication and
Technology (ICT) di era globalisasi saat ini sudah menjadi kebutuhan
yang mendasar dalam mendukung efektifitas dan kualitas proses pendidikan.
Isu-isu pendidikan di Indonesia seperti kualitas dan relevansi pendidikan,
akses dan ekuitas pendidikan, rentang geografi, manajemen pendidikan, otonomi
dan akuntabilitas, efisiensi dan produktivitas, anggaran dan sustainabilitas,
tidak akan dapat diatasi tanpa bantuan ICT. Pendidikan berbasis ICT merupakan
sarana interaksi manajemen dan administrasi pendidikan, yang dapat
dimanfaatkan baik oleh pendidik dan tenaga kependidikan maupun peserta didik
dalam meningkatkan kualitas, produktivitas, efektifitas dan akses pendidikan.
Perkembangan
ICT di Indonesia khususnya dalam dunia pendidikan masih belum optimal
dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia dan
Thailand. Terdapat beberapa masalah dan kendala yang masih dirasakan oleh
masyarakat khususnya tenaga pendidik dan profesional pendidikan untuk
memanfaatkan ICT di berbagai jenjang pendidikan baik formal maupun non formal.
Permasalahan tersebut terutama berkaitan dengan kebijakan, standarisasi,
infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur sumber daya manusia di
lingkungan pendidikan. Oleh karena itu, berbagai upaya yang telah dan akan
dilakukan baik pemerintah maupun masyarakat dalam rangka pemanfaatan ICT dalam
pendidikan sangat urgen dan mutlak dilakukan secara terintegrasi, sistematis
dan berkelanjutan.
Dalam
dua dasawarsa terakhir ini, ICT mengalami perkembangan yang amat pesat dan
secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan dan
inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara. Bahkan terdapat tekanan
ICT yang sangat besar terhadap sistem pendidikan secara global karena teknologi
yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk mengembangkan
manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah, hasil belajar siswa
yang spesifik dapat diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut,
serta ICT memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh
aspek di dalam pendidikan di sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran.
Ada
tiga pilar yang saling melengkapi guna penerapan ICT di sekolah, antara lain :
1.
Sistem
Manajemen Sekolah (School Management System)
Suatu sistem yang mengatur bagaimana perencanaan, operasional,
monitoring dan improvement suatu organisasi sekolah.
2.
Strategi
Pengembangan ICT di sekolah
Suatu perencanaan ICT jangka panjang terintegrasi untuk seluruh
elemen di sekolah mencakup : jangkauan dan scope ICT, pemilihan
teknologi (hard ware, software, jaringan, internet provider,
programing, data base system dan lain-lain), tahapan implementasi,
pelatihan ICT, sosialisasi dan lain-lain.
3.
Pengembangan
budaya ICT di sekolah
Sebuah perencanaan yang bertujuan untuk membuat sebuah lingkungan
belajar berbasis ICT, menuju budaya implementasi ICT di sekolah yang sehat dan
efektif. Pengembangan budaya ICT ini melibatkan seluruh elemen
sekolah/stikholder (pimpinan, guru, karyawan, siswa dan bahkan orang tua siswa)
Peranan ICT
dalam pendidikan mengisyaratkan bahwa pengembangan ICT untuk mendukung
peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak.
Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program
pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1) Tahap pertama
meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang
menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta
jaringan internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah,
(b) merancang dan membuat aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi
manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia,
daninteraktif.
2) Tahap kedua
meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia
yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan
guru dan (b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3) Tahap ketiga
dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Seiring
dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada
tingkat sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan
pendekatan manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma
baru dalam pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas
kepada sekolah. Dengan kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar
kepada sekolah sehingga manajemen sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar
dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah lebih mandiri. Untuk itu, MBS
bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas, kualitas/mutu,
efisiensi, inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan dalam
rangka peningkatan mutu Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan ICT
perlu dipertimbangkan untuk membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih
efektif dan efisien.
Uraian
di atas menunjukkan bahwa penerapan ICT di sekolah merupakan solusi yang paling
tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan penerapan Kurikulum
2013 yang telah dicanangkan dan pencapaian standar nasional pendidikan. Dengan
pemanfaatan ICT, tenaga kependidikan dan stakeholders lainnya
dapat meningkatkan manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk
mendukung pencapaian standar nasional pendidikan dan proses desentralisasi
pendidikan di Indonesia.
Pemanfaatan
tekonologi informasi dan komunikasi dalam pendidikan mutlak dilakukan untuk
menjawab permasalahan di bidang pendidikan terutama akses dan pemerataan serta
mutu pendidikan. Kebijakan dan standarisasi mutu pendidikan menjadi pondasi
yang harus dibangun untuk mendukung pendidikan berbasis TIK yang efektif dan
efisien. Implementasi pendidikan berbasis ICT dapat dilakukan melalui model hybrid
(dual system) yang mengkombinasikan pembelajaran klasikal (face 2
face) dengan belajar terbuka dan jarak jauh (on line). Sedangkan
pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan secara langsung (syncronous learning) dan
tidak langsung (asyncronous Learning). Hal ini tergantung dengan kondisi
teknologi dan jaringan yang tersedia. Standarisasi dalam pemanfaatan ICT dalam
pendidikan sangat penting untuk menjamin mutu proses dan hasil pendidikan.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan
pendidikan berbasis TIK sebagai berikut.
1.
Pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dalam pendidikan baik di sekolah atau
perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi permasalahan pendidikan
yang makin kompleks. Pendidikan berbasis ICT hanya akan berhasil apabila
dikelola dan ditangani dengan terencana, sistematis dan terintegrasi.
2.
Perencanaan
dalam pemanfaatan ICT dalam pendidikan yang integratif meliputi kebijakan,
standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur SDM
pendidikan menjadi penting untuk ditata dan dikelola dengan efektif dan
efisien.
3.
Penyelenggaraan
pendidikan berbasis ICT melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh (e-Learning),
membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya pemerintah, swasta serta
masyarakat untuk mengalokasikan anggaran dan investasi pendidikan yang memadai.
4.
Standarisasi
mutu penyelenggaran pendidikan berbasis ICT perlu ditindaklanjuti dengan
standarisasi konten untuk menjamin kualitas, aksesibilitas dan akuntabilitas
program pendidikan berbasis ICT.
Regards,
No comments:
Post a Comment