Sore itu, saat mentari menari-nari di ufuk barat, memancarkan sinarnya
ke arah bukit-bukit dan hamparan sawah yang menghijau di sepanjang jalan berkelok,
Jalan Lintas Padang – Bukittinggi. Mentari yang memancarkan sinar menyeruat
mega merah di langit Minangkabau, senja telah rebah. Saya bersama kawan-kawan berhenti
di sebuah kedai kopi di pinggir jalan. Tampak ramai pengunjung yang melepas
lelah atau sekadar ngobrol-ngobrol sambil nyeruput kopi yang terhidang
di sebuah batok kelapa dan tatakan bambu.
Jika Anda penggemar dan penikmat kopi sejati, rasanya kurang
lengkap jika belum mencoba menikmati dan nyeruput Kopi Kawa Daun khas
Minangkabau. Minuman kopi biasanya terbuat dari biji kopi yang disangrai
kemudian dijadikan bubuk kopi dan diseduh dengan air panas. Namun berbeda dengan Kopi Kawa Daun.
Kopi Kawa Daun tidak berasal dari biji kopi pada umumnya, namun terbuat dari
olahan daun kopi hingga tercipta minuman khas anak nagari. Seperti
halnya minuman teh yang diambil daunnya dan diseduh, namun proses pengolahannya
tentu berbeda pula dengan minuman teh. Sangat unik!
Saya, Yosef, Rio, Ferdi, Fandy, Rizky, Boy, Tika dan Icha mampir di
sebuah Kedai Kopi Kawa Daun di pinggir jalan lintas Padang – Bukittinggi. Saya bersama
kawan-kawan penasaran dengan kopi yang konon katanya warisan nenek moyang itu. Kami
memesan Kopi Kawa Daun serta makanan yang disajikan mendampingi kopi, yaitu
aneka gorengan yang masih panas, pisang goreng, ubi goreng, bakwan, tahu isi,
dll. Untuk yang masih penasaran dan belum pernah
mencicipi Kopi Kawa Daun ini, mungkin akan menganggap rasa kopi ini lebih mirip
dengan teh dengan aroma berbeda. Aromanya khas dan rasa kelatnya menempel lama
di lidah.
Bila anda mencobanya untuk pertama kali mungkin akan terasa begitu
berbeda dan terasa begitu aneh di lidah anda. Namun bila anda menikmatinya
dengan cara perlahan-lahan serta menikmatinya dengan santai dan biarkan aroma
juga rasanya berputar-putar menggoyang lidah, rasa kopinya bermain-main
di lidah serta di mulut anda maka anda akan benar-benar mendapatkan citarasa
yang sungguh sangat nikmat dan tak terlupakan.
Rasanya
berbeda dengan kopi pada umumnya, meskipun terbuat dari olahan daun kopi namun
rasanya tidak langu. Benar-benar khas. Kopi Kawa Daun bisa menjadi
minuman selingan bagi para pecinta kopi yang menginginkan variasi rasa unik
untuk lidah serta ingin mengeksplorasi rasa kopi tradisional yang khas.
Benar-benar mantap.
Apalagi cara
menghidangkannya masih tradisional menggunakan tempurung kelapa yang beralaskan
batang bambu, menambah kenikmatan saat menyeruput Kopi Kawa Daun ditemani
hidangan pelengkap berupa gorengan sembari menikmati pemandangan alami berupa
bukit-bukit dan hamparan sawah yang menghijau disekitar kedai. Angin
sepoi-sepoi pun berhembus mengiringi obrolan melepas penat kala senja saat itu.
Saya menikmatinya dengan menyeruput dari batok kelapa dan sesekali menikmatinya
sendok demi sendok merasakan sensasi rasanya yang nikmat.
![]() |
Kopi Kawa Daun |
Jika anda menginginkan variasi rasa, di setiap kedai Kopi Kawa Daun
ini juga menyediakan variasa rasa, yaitu Kopi Kawa Susu, Kawa Madu, Kawa Jahe,
Kawa STMJ (Susu Teh Madu Jahe), Kawa Telur, dll. Kopi Kawa Daun yang dicampur
dengan susu, madu, jahe atau telur memiliki kenikmatan dan khasiat yang
bermanfaat bagi tubuh.
![]() |
Kopi dihidangkan bersama gorengan :D |
![]() |
Kopi Kawa Daun dalam Tempurung Kelapa |
Standar harga
dari cara penyajian Kopi Kawa Daun cukup bervariasi. Yaitu dipatok antara Rp
2.000,00 hingga Rp 8.000,00 per batok kelapanya. Tergantung pada racikan apa
yang kita inginkan. Susu, ditambah es, ataupun ditambah telur.
![]() |
Abie nyeruput Kopi Kawa Daun |
![]() |
Ferfau menikmati Kopi Kawa Daun |
![]() |
Momo_ro ngeksis juga :D |
![]() |
Icha ^^ |
![]() |
Koh Yosef nyobain Kawa Daun |
![]() |
Tika minumnya penuh penghayatan :D |
Ini minumnya agak lebay :p |
Papa bersama anak2nya #eh :D |
Top Markotop Mak Nyuuus :D |
Masih banyak nih kalo mau nambah lagi :D |
Tidak sulit mendapati kedai Kopi Kawa Daun ini, di sepanjang jalan
lintas Padang – Bukittinggi terdapat banyak kedai yang menjajakan minuman khas
ini. Di Kota Padang, Tanah Datar, Agam, Bukittinggi, Payakumbuh, dan kota-kota
lain di Sumatera Barat juga sudah banyak yang menjualnya. Bahkan, jika jauh
dari Sumatera Barat, sudah tersedia pula pemesanan secara online melalui situs www.KopiKawaDaun.com yang menyediakan
Kopi Kawa Daun kemasan ekonomi. Tinggal diseduh dengan air panas dan/atau
dicampur dengan gula, susu, madu atau jahe. Kopi Kawa Daun siap dinikmati.
Warisan
Nenek Moyang
Ternyata, minuman Kopi Kawa Daun ini
menyimpan sejarah nenek moyang. Konon, saat Belanda menjajah Indonesia dan
menerapkan Cultuurstelsel atau taman paksa yang digagas oleh Gubernur Van
Den Bosch yang mengharuskan daerah-daerah di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera,
termasuk Sumatera Barat untuk menanam tanaman perkebunan serta komoditas ekspor
lainnya. Saat itu pada tahun 1830 tanam paksa diterapkan di Pulau Jawa, selang
10 tahun kemudian tanam paksa ini diterapkan di Sumatera Barat dengan komoditas
kopi sebagai salah satu produk yang harus ditanam oleh penduduk setempat dan
hasilnya diserahkan kepada penjajah, Belanda.
Penduduk diharuskan menanam kopi tanpa menuai
hasil panennya. Bahkan untuk mencicipi (buah) kopi hasil panennya itu pun
dilarang oleh Belanda saat itu. Semua kopi hasil panen diangkut ke Amsterdam
Belanda dan diekspor ke Eropa. Penduduk setempat (hanya) memetik daunnya yang
kemudian diolah menjadi “kawa”. Pedih memang penderitaan penduduk saat masa
penjajahan Belanda.
Sejarah
kelam tak harus diratapi, tapi dimodifikasi, dikreasi lalu dihidangkan pada
zaman yang kian maju saat ini, pada rakyatnya yang kian berjarak dengan masa
lalu. Kawa adalah sejarah dalam tempurung kelapa yang tak perlu diratapi, tapi
diakali dan diinovasi. Lalu kini menjadi kuliner yang hebat, keluar dari
rumah-rumah penduduk di pingggir jalan sepanjang bukit. Hadir dalam kedai minuman,
dinikmati anak-anak muda era modern saat ini, dipuja, dikisahkan ke mana saja
bahkan sampai ke Belanda. Kreasi anak nagari itu, semakin membuat Ranah Minang
ini terkenal. Ternyata warisan yang diterima berupa kekayaan batin dan kekayaan
intelektual, jauh lebih berharga. Kawa adalah paduan dari keduanya.
Khasiat
Kopi Kawa Daun
Kini, penelitian terbaru di Inggris menemukan bahwa teh dari daun
kopi ini ternyata lebih sehat ketimbang teh dan kopi sendiri. Menurut para
ilmuwan dari Royal Botanic Gardens di Kew, London, dan Joint
Research Unit for Crop Diversity, Adaptation and Development di Montpellier,
teh daun kopi mengandung senyawa yang bermanfaat mengurangi risiko penyakit
jantung dan diabetes.
Berdasarkan penelitian, daun kopi mengandung antioksidan lebih
tinggi dibandingkan teh biasa. "Yang mengejutkan adalah berapa banyak
antioksidan dalam daun kopi. Jumlahnya jauh lebih tinggi dibandingkan teh hijau
dan teh hitam," ujar Dr Aaaron Davies, pakar kopi dan botani dari Royal Botanic
Gardens seperti dilansir laman Telegraph.
Tak hanya antioksidan, daun kopi juga mengandung bahan kimia alami
yang berkhasiat mengatasi masalah peradangan. Bahan kimia alami ini biasanya
ditemukan pada buah mangga.
"Ditemukan juga zat dalam level yang tinggi yang disebut mangiferin
dalam daun tanaman kopi Arabika," ucapnya.
Para peneliti menilai, selama ini daun kopi diabaikan karena orang
lebih mengedepankan biji kopi yang memiliki nilai lebih tinggi. Meski demikian,
mereka yakin bahwa teh daun kopi bisa menjadi minuman sehat baru, setelah teh
hitam atau teh hijau.
Teh daun kopi mengandung kafein yang rendah dan memiliki rasa yang
biasa, tidak pahit seperti teh atau sekuat kopi. Dr Davies menjelaskan, kopi
daun teh sangat populer di beberapa negara, seperti Ethiopia dan Sudan Selatan.
Bahkan ada upaya memasarkan teh daun kopi ini di Inggris pada tahun 1800-an.
"Saya menghabiskan waktu di Sudan dan bertemu dengan seorang
tetua desa yang membuat teh daun kopi setiap hari. Ia mendaki selama beberapa
jam guna mengumpulkan daun kopi untuk dijadikan teh," katanya.
Dr. Davies menemukan sampel teh daun kopi dalam koleksi Kew yang
berusia hampir 100 tahun. Pada saat itu, produsen kopi di Sumatera dan Jawa
diketahui berusaha mempopulerkan teh daun kopi di Inggris dan Australia.
Laporan ketika itu mengklaim bahwa teh daun kopi mampu mengatasi
rasa lapar dan kelelahan. Teh daun kopi juga digambarkan menyegarkan, meski
beberapa yang menilainya tidak bisa diminum.
Dr. Davies dan Dr. Claudine Campa dari Joint Research Unit for
Crop Diversity, Adaptation and Development melakukan tes terhadap 23
spesies tanaman kopi. Hasilnya, daun pada tujuh spesies tanaman kopi mengandung
mangiferin yang tinggi.
Di antara tujuh spesies, daun kopi Arabika-lah yang mengandung
mangiferin paling tinggi. Seperti diketahui mangiferin berkhasiat sebagai
anti-inflamasi, mengurangi risiko diabetes, kolestrerol darah, dan
melindungi neuron di otak.
Penelitian yanag dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Annals of
Botany itu juga menunjukkan bahwa daun kopi Arabaika mengandung antikosidan
paling tinggi. Lebih tinggi daripada yang ditemukan dalam teh atau kopi
tradisional. Meski demikian para peneliti mengakui, dampak dari senyawa yang
ditemukan dalam daun kopi pada tubuh manusia memerlukan penelitian lebih
lanjut.
Mari
cintai produk-produk asli Indonesia dan mempopulerkan wisata Indonesia yang
sangat kaya dan indah ini. Mari syukuri nikmat anugerah Tuhan ini dengan
melestarikannya.
Padang,
16 Januari 2014
Salam
Bahagia dan Sejahtera,
Regards,
No comments:
Post a Comment